Contoh Essay - Belajar Kimia Menyenangkan


Pembentukan GCS (Green Chemistry School) Sebagai Upaya Pengenalan dan Identifikasi Ilmu Kimia dalam Meningkatkan Sikap dan Partisipasi Anak dalam Program Pendidikan Kimia Ramah Lingkungan
Mas Dana



Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang memegang peranan penting serta pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan dan kemajuan teknologi. Namun disisi lain pembelajaran kimia termasuk salah satu bidang yang dianggap kurang menarik dan sukar untuk dipahami oleh anak-anak. Hal ini berkaitan dengan karakteristik ilmu kimia itu sendiri yang sarat dengan konsep, dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan abstrak.
Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang bisa dikatakan sulit, hal tersebut terbukti dari banyaknya anak-anak yang menjadikan kimia sebagai mata pelajaran yang sangat menakutkan. Namun, tidak sedikit pula anak-anak yang menggemari mata pelajaran tersebut. Minimnya minat anak untuk belajar ilmu kimia membuat potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Menurut Riyanto, Ketua The Second International Conference of the Indonesians Chemical Society (ICICS) 2013, minat belajar ilmu kimia di lingkungan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia harus ditingkatkan. Caranya dengan meningkatkan aplikasi pelajaran kimia dalam kehidupan sehari-hari yang bisa mendatangkan keuntungan. Selama ini, pelajaran ilmu kimia lebih menekankan pada teori yang banyak hitungannya, sehingga hal ini menjadikannya pelajaran yang menakutkan bagi anak-anak.
Rendahnya kualitas pendidikan kimia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak maupun dari luar anak tersebut. Faktor yang berasal dari dalam diri meliputi kemampuan, kesiapan, sikap, minat, dan intelegensi. Faktor yang berasal dari luar diri adalah tenaga pengajar,  prasarana, dan lingkungan. Rendahnya hasil belajar juga diakibatkan oleh strategi pembelajaran ilmu kimia yang kurang menarik dan terkesan sulit, sehingga anak-anak sudah merasa jenuh sebelum mempelajarinya. Mereka merasa bahwa pelajaran ilmu kimia sangat membosankan dan sangat sulit untuk dipahami, walaupun pada dasarnya ilmu kimia merupakan suatu ilmu yang sangat penting untuk dipelajari karena dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.
Kenyataan yang banyak ditemui di lapangan bahwa banyak anak-anak yang tidak menyukai mata pelajaran ilmu kimia. Mereka menganggap kimia sulit dipahami dan sering menjadi momok tersendiri bagi pelajar. Ketidaktahuan anak-anak mengenai kegunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan penyebab kebosanan dan ketidaktertarikan mereka. Hal ini karena pelajaran kimia kaya akan konsep dan bersifat abstrak. Anak-anak juga menganggap bahwa kimia merupakan suatu unsur yang selalu berkaitan erat dengan pencemaran lingkungan, sehingga yang terdapat dalam mindset mereka bahwa ilmu kimia tidak ramah lingkungan.
Padahal dengan menyukai pelajaran ilmu kimia banyak manfaat yang akan didapatkan nantinya. Hidup manusia tidak bisa dijauhkan dengan kimia. Banyak orang yang menganggap bahwa zat-zat kimia selalu disambungkan dengan hal-hal yang negatif. Padahal di dalam tubuh pun tersusun dari banyak sekali unsur kimia dan dalam hidup manusia pun membutuhkan kimia. Beberapa manfaat yang diperoleh dengan mempelajari ilmu kimia adalah mengetahui manfaat dan bahaya dari bahan kimia tersebut, memahami alam sekitar dan proses yang berlangsung, serta masih banyak lagi manfaat yang mengasyikkan jika kita menyukai untuk belajar pendidikan ilmu kimia.
Rendahnya kelompok anak-anak dalam menggemari pendidikan ilmu kimia bukanlah fenomena baru. Sudah sejak lama Indonesia dihadapkan pada situasi ini dan terus meningkat derajatnya. Ada banyak alasan yang bisa dijadikan anak-anak enggan untuk tertarik dan menggeluti bidang kimia. Menurut observasi dan pengamatan peneliti pada saat PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMA Swasta Setia Budi Abadi Perbaungan, anak-anak cenderung kurang bersemangat pada saat guru memberikan pelajaran kimia. Hal ini terlihat dari sikap beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengerjakan soal-soal kimia. Banyak anak yang menyatakan bahwa pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit karena banyak konsep-konsep yang harus dihapalkan dan mengarah kepada rumus-rumus dan perhitungan-perhitungan matematika, ditambah kurangnya kerjasama di antara anak untuk mempelajari kimia sehingga mengakibatkan menurunnya gairah belajar.
Solusi untuk menumbuhkan minat dan kemauan serta paradigma berpikir tentang pendidikan ilmu kimia dapat dimulai dengan membangun citra ilmu kimia dengan cara menanamkan nilai-nilai pendidikan ilmu kimia dalam bentuk permainan sekaligus pembelajaran sejak dini. Paradigma berpikir tentang ilmu kimia selama ini sedikit banyak telah menurunkan citra pendidikan ilmu kimia terutama bagi anak-anak dan pemuda-pemudi. Paradigma berpikir harus diubah bahwa pendidikan ilmu kimia bukan sekedar berkutat pada hitung-hitungan dan menjadi ahli kimia bukanlah sebuah hal yang tidak prospektif. Oleh karena itu, sejak dini perlu ditanamkan pola berpikir pada setiap anak bahwa pendidikan ilmu kimia itu menyenangkan dan mengasyikkan. Salah satunya adalah melalui inovasi GCS (Green Chemistry School).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat anak-anak agar tertarik pada ilmu kimia adalah dengan mendirikan GCS (Green Chemistry School). GCS merupakan suatu upaya pengenalan dan identifikasi ilmu kimia dalam meningkatkan sikap dan partisipasi anak dalam program pendidikan kimia ramah lingkungan. Tujuan yang ingin dicapai dari GSC ini adalah untuk membantu memecahkan masalah rendahnya minat anak-anak terhadap ilmu kimia di Indonesia, serta menanamkan rasa cinta terhadap dunia kimia pada anak-anak yang dikemas dalam sebuah metode permainan yang edukatif dan kreatif.
Melalui GCS anak-anak akan diajarkan seputar dunia kimia yang menyenangkan dengan berbagai macam program yang akan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pendampingan yang selaras dengan minat anak-anak. Harapannya agar mereka termotivasi untuk senantiasa gemar mempelajari ilmu kimia, sehingga kelak dapat mengoptimalkan potensi yang ada di Indonesia. Saat ini yang paling penting adalah berupaya untuk menanamkan dan meyakinkan kepada anak-anak bahwa kimia itu menyenangkan dan sangat potensial untuk dikembangkan. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengimplementasikan inovasi program GCS (Green Chemistry School) adalah sebagai berikut.
Langkah Pertama, sosialisasi. Sosialisasi bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran anak-anak akan pentingnya ilmu kimia yang mulai menurun peminatnya dan potensi bidang kimia yang sangat baik untuk dikembangkan. Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk memberikan informasi serta memperkenalkan GCS (Green Chemistry School)  pada lingkungan sekolah melalui pemaparan akan pentingnya pendidikan ilmu kimia dan menghilangkan segala persepsi negatif tentang ilmu kimia yang selama ini berkembang di masyarakat. Sosialisasi dapat dilakukan melalui sosial media maupun pendekatan secara langsung (mengadakan talkshow di sekolah-sekolah). Sasaran utama program ini adalah anak-anak Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Hal ini dikarenakan pada usia ini anak berada pada fase authority-oriented morality, artinya percaya sekali pada figura otoritas, yakni guru. Jadi, ketika dari kecil diberikan penanaman untuk suka dan tertarik pada ilmu kimia, maka kelak dewasa anak-anak pun akan berupaya untuk selalu mempelajari dan mengamalkan ilmu-ilmu kimia yang ada dengan baik untuk kemajuan bangsa.
Langkah Kedua, pembentukan pengurus inti dan anggota program GCS. Setelah melakukan sosialisasi untuk menumbuhkan minat belajar kimia anak-anak, maka tahap selanjutnya adalah pembentukan pengurus inti GCS yang bertugas untuk mengkoordinir dan mengatur, baik di bidang fungsional, operasional, sampai dengan pengelolaan anggota. Kemudian melakukan koordinasi dan konsultasi dengan kepala sekolah, guru, dan tak terkecuali dinas pendidikan setempat agar memperoleh dukungan serta bimbingan selama proses pelaksaannya. Selanjutnya adalah pembentukan anggota GCS yang nantinya berperan sebagai peserta dalam serangkaian program GCS. Pembentukan anggota ini penting untuk dilakukan agar sasaran program dapat lebih terarah dan fokus pada para anggotanya.
Langkah Ketiga,  penyusunan program kerja dan matrikulasi program. Setelah terbentuk pengurus inti dan anggota GCS, maka langkah selanjutnya adalah menyusun program kerja dan matrikulasi dari program kerja tersebut. GCS dilaksanakan di luar sekolah dan setiap satu bulan sekali. Program kerja yang akan dilaksanakan berupa kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan sekaligus menanamkan rasa cinta terhadap ilmu kimia pada anak-anak yang dikemas dalam sebuah metode permainan yang edukatif dan kreatif seputar pendidikan  kimia ramah lingkungan. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya mengajarkan manfaat ilmu kimia dalam bidang kesehatan, lingkungan, dan terkhusus dalam bidang pendidikan. Semuanya disajikan dalam bentuk permainan dengan menggabungkan substansi ilmu kimia ramah lingkungan yang disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Langkah Keempat, pelaksanaan dan pendampingan. Apabila matrikulasi program telah tersusun secara terstruktur, maka selanjutnya adalah melaksanakan program yang telah direncanakan. Pelaksanaan program tidak hanya berhenti setelah kegiatan selesai dijalankan, namun perlu adanya pendampingan secara berkelanjutan agar apa yang telah diperoleh anggota tidak hilang begitu saja, namun dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penerapan program GCS ini diperlukan pihak-pihak yang diharapkan dapat membantu mengimplementasikan gagasan yang diajukan oleh penulis. Pihak tersebut dapat berasal dari pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan, kalangan civitas akademika perguruan tinggi, para ahli kimia, maupun pihak lain yang memiliki kepedulian terhadap pentingnya ilmu kimia untuk memajukan bangsa.
Langkah Kelima, evaluas program. Setelah program dilaksanakan, maka langkah selanjutnya adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk menilai dan mengukur seberapa jauh efektifitas program yang telah dilaksanakan, sehingga dapat dinilai seberapa besar potensi keberlanjutan proram tersebut. Evaluasi juga diperlukan untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan selama program dilaksanakan, sehingga apa yang menjadi kekurangan dapat diperbaiki untuk ke depannya. Manfaat dari evaluasi program dapat berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.
Melalui inovasi GCS (Green Chemistry School)  ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah rendahnya minat anak-anak terhadap pendidikan ilmu kimia di Indonesia, serta mampu menanamkan rasa cinta anak terhadap ilmu kimia. Dengan adanya keterpaduan dari berbagai stakeholder, akan sangat mendukung keberjalanan implementasi inovasi GCS, sehingga tujuan yang ingin dicapai melalui program ini akan dapat teralisasi. Penulis berharap pemerintah memfasilitasi program GCS (Green Chemistry School) untuk diterapkan di Indonesia, sehingga masalah yang berkaitan dengan minat pendidikan ilmu kimia dapat teratasi. Terbentuknya GCS dapat memberikan banyak manfaat bagi anak-anak. Melalui hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat dan ketertarikan anak-anak untuk terjun di bidang ilmu kimia.


Comments

  1. Terimakasih infonya, bisa diterapkan di SMA ini

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Contoh Essay - Pengelolaan Sampah

Contoh Essay - Pelestarian Alam dan Lingkungan Secara Berkelanjutan

Contoh Essay - Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah