Contoh Essay - Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan

"ERFICATION BOLDOM (ECHO FRIENDLY FOOD DIVERSIFICATION BASED ON LOCAL WISDOM) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN SECARA BERKELANJUTAN DALAM MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS”
Mas Dana


Pendahuluan
Permasalahan global merupakan masalah yang kini sedang dipikirkan oleh seluruh negara di dunia. Kekhawatiran negara-negara di dunia mengenai isu global melandasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melaksanakan pertemuan dengan seluruh negara anggota tetap PBB pada tanggal 11 Agustus 2015 di kota New York. Pertemuan ini menghasilkan dokumen pembangunan berkelanjutan yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs). Dokumen pembangunan berkelanjutan ini akan diadopsi setiap negara guna mencapai tujuan SDGs. Tujuh belas tujuan dengan 169 sasaran diharapkan dapat menjawab ketertinggalan pembangunan negara-negara di seluruh dunia, baik negara maju maupun negara-negara berkembang.
PBB menempatkan ketahanan pangan yang berkelanjutan pada tujuan kedua dari tujuh belas tujuan dalam SDGs. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan. Pertimbangannya karena pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup dan karenanya kecukupan pangan bagi setiap orang merupakan hak asasi yang layak dipenuhi.
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang permintaannya terus meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pemenuhan terhadap kebutuhan pangan merupakan salah satu komponen dasar dalam pembangunan sumber daya manusia. Masalah ketahanan pangan selalu menjadi isu politik, sehingga tidak mengherankan bila setiap negara selalu memposisikan pembangunan ketahanan pangan sebagai pondasi bagi pembangunan sektor lainnya. Pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan sebagai perwujudan pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan secara keseluruhan.

Kondisi Ketahanan Pangan di Indonesia
Menurut Food Agriculture Organization (FAO) jumlah penduduk dunia yang menderita kelaparan pada tahun 2010 mencapai 925 juta orang. Situasi ini diperparah dengan semakin berkurangnya investasi di sektor pertanian yang sudah berlangsung selama 20 tahun terakhir, sementara sektor pertanian menyumbang 70 % dari lapangan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Kekhawatiran akan semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat, bahaya kelaparan, kekurangan gizi dan akibat-akibat negatif lain dari permasalahan tersebut secara keseluruhan akan menghambat pencapaian tujuan kedua dari Sustainable Develoment Goals (SDGs).
Kemiskinan dan kerawanan pangan merupakan masalah yang berkaitan dengan pencapaian pembangunan dan kesejahteraan suatu wilayah.Tingkat perkembangan penduduk rawan pangan ditunjukkan dengan Angka Rawan Pangan yang merupakan gambaran situasi tingkat aksesibilitas pangan masyarakat dan diukur dari Angka Kecukupan Gizi (AKG). Persentase angka sangat rawan pangan pada tahun 2011 sekitar 41,70 juta atau 17,30 persen, dan pada tahun 2012 bertambah menjadi 47,82 juta atau 19,52 persen, pada tahun 2013 turun menjadi 46,39 juta atau 18,68 persen, dan pada tahun 2014 turun lagi menjadi 42,68 juta atau 16.94 persen.

Permasalahan Ketahanan Pangan di Indonesia
Masalah ketahanan pangan bagi Indonesia adalah masalah yang sangat krusial. Pangan merupakan basic human need yang tidak ada substitusinya. Indonesia memandang kebijakan pertanian baik di tingkat nasional, regional dan global perlu ditata ulang. Persoalan ketahanan pangan dan pembangunan pertanian harus kembali menjadi fokus dari arus utama pembangunan nasional dan global. Oleh karena itu, Indonesia mengambil peran aktif dalam menggalang upaya bersama mewujudkan ketahanan pangan global dan regional.
Pemenuhan pangan sebagai hak dasar masih merupakan salah satu permasalahan mendasar dari permasalahan kemiskinan di Indoensia. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 menggambarkan masih terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, yaitu belum terpenuhinya pangan yang layak dan memenuhi syarat gizi bagi masyarakat miskin, rendahnya kemampuan daya beli, masih rentannya stabilitas ketersediaan pangan secara merata dan harga yang terjangkau, masih ketergantungan yang tinggi terhadap makanan pokok beras, kurangnya diversifikasi pangan, belum efisiensiennya proses produksi pangan serta rendahnya harga jual yang diterima petani, masih ketergantungan terhadap import pangan.
Keberhasilan pembangunan ketahanan dan kemandirian pangan dipengaruhi oleh efektifitas penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen pembangunan yang meliputi aspek perencanan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta koordinasi berbagai kebijakan dan program. Masalah ketahanan pangan di Indonesia yang berkaitan dengan hal tersebut antara lain : terbatasnya ketersediaan data yang akurat, konsisten , dan mudah diakses untuk perencanaan pengembangan kemandirian dan ketahanan pangan, belum adanya jaminan perlindungan bagi pelaku usaha dan konsumen kecil di bidang pangan, lemahnya koordinasi dalam lingkup instansi dan antar instansi, lembaga pemerintah dan non pemerintah, pusat, daerah dan antar daerah, serta keterbatasan keterampilan dan akses masyarakat miskin terhadap sumber daya usaha seperti permodalan, teknologi, informasi pasar dan sarana pemasaran meyebabkan mereka kesulitan untuk memasuki lapangan kerja dan menumbuhkan usaha.

ERFICATION BOLDOM (Echo Friendly Food Diversification Based On Local Wisdom)
ERFICATION BOLDOM (Echo Friendly Food Diversification Based On Local Wisdom) adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat agar memiliki wawasan yang luas tentang penganekaragaman konsumsi pangan yang ramah lingkungan sesuai dengan komoditas yang terdapat di masing-masing daerah. Dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi komoditas pangan bukan berarti harus mengabaikan norma-norma sosial budaya, mengabaikan daya dukung dan kelestarian alam, serta memarginalisasi eksistensi masyarakat lokal. Ketahanan pangan nasional akan terasa sangat mahal biayanya jika harus mengabaikan ketahanan sosial budaya masyarakat pedesaan dan menimbulkan kerusakan alam.
ERFICATION BOLDOM merupakan pengetahuan yang diperoleh dari abstraksi pengalaman adaptasi aktif terhadap lingkungan dan pengalaman yang khas. Pengetahuan tersebut diwujudkan dalam bentuk ide, aktivitas dan peralatan. ERFICATION BOLDOM yang diwujudkan ke dalam tiga bentuk tersebut selanjutnya dipahami, dikembangkan, dan diwariskan secara turun-temurun. ERFICATION BOLDOM di transferkan kepada generasi penerus melalui pendidikan formal, non formal, ataupun melalui tradisi lokal. Upaya ini lebih fokus pada pengenalan sekaligus penciptaan produksi pangan lokal yang memiliki keunggulan tampilan yang menarik dan ramah lingkungan, baik selama proses pembuatannya maupun pada bahan yang digunakan.
Upaya untuk mengimplementasikan ERFICATION BOLDOM (Echo Friendly Food Diversification Based On Local Wisdom) dalam dunia pangan di Indonesia sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan secara berkelanjutan dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG’s) dapat dicapai dengan melaksanakan 3 strategi utama yang dijabarkan menjadi 12 rencana aksi sebagai berikut.
Strategi 1 : Memfasilitasi ERFICATION BOLDOM sebagai salah satu prioritas kebijakan pangan nasional yang layak diapresiasi. Upaya ini dapat ditempuh melalui 4 aksi sebagai berikut.
a. Memfasilitasi pengembangan produksi pangan lokal yang ramah lingkungan dengan teknologi spesifik lokasi.
b.  Memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi dan gerakan secara komprehensif guna mendorong percepatan diversifikasi pangan lokal.
c.    Pengembangan materi ERFICATION BOLDOM sejak usia dini.
d.   Memfasilitasi pelayanan kredit atau modal kerja yang mudah diakses dengan suku bunga terjangkau.
Strategi 2 : Memfasilitasi penciptaan jejaring dan kolaborasi rancangan ERFICATION BOLDOM di masing-masing daerah. Peningkatan kemampuan dan kemudahan dalam mengakses pangan perlu mendapat perhatian khusus dan dapat ditempuh melalui 4 aksi sebagai berikut.
a. Mengembangkan sistem insentif yang dapat mendorong kerja sama dan kolaborasi rancangan ERFICATION BOLDOM.
b.    Meningkatan kualitas dan pengembangan infrastruktur distribusi.
c.    Memfasilitasi penemuan hasil pangan potensi lokal ramah lingkungan.
d.   Penguatan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan dengan melengkapi perangkat peraturan perundang-undangan di bidang mutu dan keamanan pangan.
Strategi 3 : Memfasilitasi peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan ramah lingkungan menuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal. Upaya ini dapat ditempuh melalui 4 aksi sebagai berikut.
a.    Mengembangkan komoditas pertanian unggulan spesifik lokasi dalam kawasan yang luas menurut kesesuaian kondisi agro ekosistemnya.
b. Menyusun kelompok pangan yang didasarkan pada sumbangan energinya untuk mencukupi kebutuhan konsumsi pangan penduduk.
c. Pengembangan dan percepatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis pangan lokal ramah lingkungan melalui pengkajian berbagai teknologi tepat guna dan terjangkau.
d.  Meningkatkan investasi agroindustri pangan berbasis pangan lokal ramah lingkungan yang dilakukan melalui pengembangan bisnis pangan lokal bagi UKM, pengembangan kemitraan dengan dunia usaha, dan pengembangan gerai atau outlet pangan lokal.

Penutup
Ketahanan pangan menjadi sangat penting untuk terus diperjuangkan. Jika Indonesia mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri, maka tentunya akan membantu stabilitas pangan di dunia. Jika produksi pangan meningkat, hal ini akan diikuti dengan terjaminnya kenyamanan masyarakat Indonesia dari sisi pangan. ERFICATION BOLDOM (Echo Friendly Food Diversification Based On Local Wisdom) adalah sebuah alternatif solusi yang dapat membantu mencapai ketahanan  pangan nasional melalui pengenalan sekaligus penciptaan produksi pangan lokal yang memiliki keunggulan  tampilan yang menarik dan ramah lingkungan, baik selama proses pembuatannya maupun pada bahan yang akan digunakan. Upaya ini perlu dikembangkan karena dianggap lebih efektif, inklusif, dan berkelanjutan, serta agar pada potensi yang ada di dalam dunia pangan dapat dimanfaatkan secara optimal.




DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian. 2004. Kinerja Sektor Pertanian 2000-2003. Jakarta : Departemen Pertanian.
Heri, Toiba dan Rosihan Asmara. 2005. Model Perencanaan Program dan Investasi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Nasional. Jurnal Agrivita. 27 (3) : 234-247.
Jhingan, M L. 2002. Ekonomika Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : Rajawali Pers.
Kementerian Pertanian. 2010. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010- 2014. Jakarta : Kementerian Pertanian
Subri, Mulyadi. 2002. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Fajar Interpratama Offset
Suryana, A. 2003. Kapita Selekta : Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan Pangan. Yogyakarta : BPFE-UGM.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Essay - Pengelolaan Sampah

Contoh Essay - Pelestarian Alam dan Lingkungan Secara Berkelanjutan

Contoh Essay - Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah