Contoh Essay - Pemberdayaan Pemuda Desa


HANAPUS (HUNIAN ALAMIAH PUSAKA) – INOVASI PEMBERDAYAAN PEMUDA DESA USIA PRODUKTIF MELALUI PENGEMBANGAN WIRAUSAHA BERBASIS AGRISOCIOPRENEURSHIP SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN GENERASI SIAP BONUS DEMOGRAFI 2020-2030
Mas Dana


Indonesia merupakan salah satu negarayang memiliki jumlah penduduk paling banyak di dunia. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya. Adanya potensi sumber daya manusia yang melimpah ini, seharusnya dapat dimanfaatkan Indonesia untuk melakukan pembangunan diberbagai sektor. Terlebih lagi, pada tahun 2020-2030 Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi. Bonus demografi merupakan kondisi dimana tingkat ketergantungan penduduk usia non-produktif terhadap penduduk usia produktif berada pada tingkat yang rendah yang disebabkan karena jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dibandingkan usia non produktif.
Sebagai bentuk transisi demografi, angka beban ketergantungan suatu saat akan mencapai titik terendah yang disebut jendela peluang (window of opportunity). Hal ini merupakan fenomena yang unik karena hanya terjadi satu kali pada suatu wilayah. Penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh kelompok usia produktif, yaitu penduduk dengan rentang usia 15-34 tahun. Tren rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk Indonesia dari tahun 1971 sampai tahun 2010 terus mengalami penurunan, yaitu sebesar 86,8 pada tahun 1971 menurun hingga 51,33 pada tahun 2010. Indonesia diperkirakan akan memasuki puncak bonus demografi pada tahun 2020-2030. Oleh karena itu, momentum bonus demografi ini harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tercapai. Namun, banyaknya jumlah penduduk usia produktif juga dapat menjadi bencana apabila tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan pekerjaan yang cukup dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
BPS (2014) mencatat bahwa 7,24 juta orang belum tertampung oleh pasar kerja sampai Agustus 2014. Sementara tingkat pengangguran terbuka sekitar 5,94 persen dari angkatan kerja yang berjumlah 121,87 juta orang. Angka tersebut meningkat dibandingkan Februari 2014 yang tercatat 7,15 juta orang. Dari akumulasi data tersebut, BPS merinci data pengangguran di Indonesia per Februari 2014 didomiasi oleh lulusan SMA, dimana lulusan SMA yang menganggur mencapai 9,10 persen dari total penganggur. Tingkat pengangguran tertinggi kedua di Indonesia adalah lulusan SMP sebesar 7,44 persen. Sementara itu, tingkat pengangguran lulusan SD ke bawah adalah yang paling kecil. Lulusan SD yang menganggur hanya sekitar 3,69 persen dari total seluruh pengangguran yang tercatat, kemudian tingkat pengangguran terkecil kedua adalah lulusan universitas dengan angka hanya 4,31 persen. Melihat data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat penganguran tertinggi dialami oleh pemuda-pemudi usia produktif yang berusia kisaran 15-25 tahun. Padahal pemuda sangat diharapkan untuk melakukan pembangunan dan meningkatkan perekonomian nasional. Melihat kondisi tersebut, mengindikasikan bahwa kesiapan Indonesia dalam menghadapi era bonus demografi masih sangat kurang.
Kurangnya kesiapan Indonesia dalam menghadapi bonus demografi juga ditujukan dengan masih tingginya tingkat kemiskinan. Berdasarkan data dari BPS tahun 2014 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,28 juta orang atau sekitar 11,25 % dengan batasan pengeluaran Rp 200.262 per orang per bulan atau Rp 6.675 per orang per hari. Dengan kata lain, bila digunakan indikator internasional USD 2 per orang per hari, maka jumlah orang Indonesia yang belum sejahtera akan jauh lebih besar. Dari jumlah penduduk miskin tersebut sekitar 17,77 juta orang diantaranya merupakan penduduk yang berada di daerah pedesaan. Tingginya tingkat kemiskinan yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai kompleksitas permasalahan seperti minimnya lapangan pekerjaan dan kualitas tenaga kerja yang masih rendah yang justru menyebabkan masyarakat Indonesia kurang mempunyai daya saing dalam pasar tenaga kerja.
Mantan Presiden Republik Indonesia B.J. Habibie mengatakan bahwa bonus demografi layaknya “bom waktu” karena apabila penduduk produktif tidak berkualitas seperti yang dimiliki negara berkembang, maka akan menimbulkan berbagai masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, dan tingkat kriminalitas yang tinggi (Kompasiana, 2014). Menurut Habibie, bonus demografi yang sudah dinikmati Indonesia selama 20 tahun hanya menyebabkan pengangguran dan tidak memberi dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, upaya-upaya pemberdayaan khususnya untuk pemuda usia produktif harus senantiasa digalakkan karena mengingat pemuda adalah aset berharga dalam menyongsong bonus demografi 2020-2030 mendatang.
Pemberdayaan pemuda desa usia produktif adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan para pemuda di pedesaan dalam mengenali, mengatasi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Kegiatan pemberdayaan terhadap pemuda desa usia produktif yang baik pada umumnya mensyaratkan adanya proses pendampingan. Ini menjadi hal penting karena objek pemberdayaan pemuda adalah pemuda-pemudi dengan dinamikanya yang beragam. Fungsi pendampingan adalah untuk memfasilitasi, memotivasi, serta mengawal agar kegiatan pemberdayaan sesuai dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki.
Melihat kompleksitas masalah tersebut, maka pembangunan berbasis pedesaan sudah selayaknya dilakukan untuk meningkatkan pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan masih tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pedesaan. Membangun perekonomian desa berarti juga membangun perekonomian nasional. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pengembangan wirausaha di pedesaan. Selama ini, mayoritas penduduk desa hanya mengandalkan lapangan pekerjaan yang telah disediakan oleh pemerintah, ketika jumlah penduduk usia produktif semakin tinggi, persaingan semakin ketat, dan lapangan pekerjaan yang ada tidak mampu menampung tingginya jumlah angkatan kerja, maka permasalahan yang akan selalu muncul adalah pengangguran. Oleh karena itu, upaya pembinaan dan pemberdayaan pemuda desa usia produktif berbasis agrisociopreneurship harus dilakukan agar mampu menciptakan wirausahawan muda yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk mereka sendiri dan bahkan dapat menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang lain.
Wirausaha adalah pencipta kekayaan  melalui inovasi, pusat pertumbuhan pekerjaan dan ekonomi, dan pembagian kekayaan yang bergantung pada kerja keras dan pengambilan resiko. Wirausaha telah terbukti dapat meningkatkan perekonomian suatu negara. Di negara-negara maju, jumlah wirausahawan mencapai lebih dari 5% jumlah penduduk. Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand memiliki jumlah wirausahawan sebesar 7%, 5%, dan 4% secara berturut-turut. Sedangkan jumlah wirausahawan di Indonesia, hanya sebesar 1,65% (Republika, 2015). Untuk itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan masyarakat terutama pemuda untuk mengembangkan usaha secara mandiri. Peningkatan jumlah wirausahawan akan dapat mendongkrak perekonomian negara, menambah lapangan pekerjaan, dan bahkan dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat. Hal ini tentunya akan berdampak baik juga dalam upaya penyambutan sekaligus pemanfaatan bonus demografi 2020-2030 mendatang.
Salah satu alternatif program yang dapat diselenggarakan dalam rangka mempersiapkan datangnya era bonus demografi adalah melalui program HANAPUS (Hunian Alamiah Pusaka). HANAPUS adalah  suatu gerakan pembinaan dan pemberdayaan pemuda-pemudi desa usia produktif melalui pendekatan agrisociopreneurship yaitu wirausaha yang ditujukan untuk kepentingan umum dan tidak hanya mementingkan maksimalisasi keuntungan pribadi. HANAPUS merupakan sebuah inovasi program yang bertujuan untuk memberdayakan pemuda-pemudi desa untuk menjadi pemuda-pemudi yang lebih produktif dan mandiri melalui pengembangan wirausaha. Nantinya akan dibangun sebuah hunian yang alamiah sesuai dengan ciri khas masyarakat pedesaan, hal ini dimaksudkan sebagai wadah untuk pelatihan dan pengembangan usaha.
Melalui HANAPUS para pemuda akan diberdayakan melalui berbagai program yang memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pendampingan dalam mengelola usaha. Harapannya para pemuda desa mampu memiliki usaha yang dikelola secara mandiri dan dapat meningkatkan perekonomian desa sehingga akan berdampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan nasional. Terlebih lagi program ini akan membantu untuk menciptakan sumber daya pemuda-pemudi yang berkualitas dan memiliki keterampilan yang mumpuni sehingga peluang Indonesia untuk memanfaatkan bonus demografi benar-benar dapat terealisasi. Adapun langkah-langkah untuk mengimplementasikan program HANAPUS (Hunian Alamiah Pusaka) terdiri dari 7 tahap sebagai beikut.
 Langakah Pertama, Analisis Situasi dan Kondisi. Dalam hal ini, kegiatan yang akan dilaksanakan berupa identifikasi potensi dan permasalahan yang ada pada daerah pedesaan. Dengan mengetahui potensi serta permasalahan yang ada, maka dapat dilakukan analisa terkait yang dibutuhkan oleh para pemuda desa sehingga dapat dirumuskan berbagai alternatif solusi, dalam hal ini berkaitan dengan usaha apa yang akan dikembangkan nantinya. Hasil analisis ini juga bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang mencakup jenis dan bentuk kegiatan HANAPUS, pihak yang terlibat, serta anggaran biaya yang diperlukan dalam melaksanakan program.
Langkah Kedua, Sosialisasi. Sosialisasi ini bertujuan untuk mmperkenalkan HANAPUS pada masyarakat melalui pemaparan terkait pentingnya pengembangan wirausaha bagi pemuda-pemudi desa usia produktif, tujuan program pemberdayaan dilaksanakan, arahan tentang bagaimana program ini dapat memberikan dampak besar terhadap kualitas kesejahteraan masyarakat, serta poin-poin dalam perencanaan program lainnya. Sosialisasi dapat dilakukan melalui sosial media maupun melalui pendekatan secara langsung. Sosialisasi melalui sosial media dapat dilakukan melalui penyebaran pamflet, poster, maupun pesan broadcast yang memberikan pengetahuan dan memperkenalkan program HANAPUS. Sosialisasi secara langsung dapat dilakukan dengan mengadakan talkshow atau seminar berskala kecil, serta sosialisasi yang diberikan dalam pertemuan rutin dengan para pemuda desa. Sasaran utama program ini adalah pemuda-pemudi yang berusia 15-25 tahun yang memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah sehingga menyebabkan rendahnya tingkat kemandirian finansial dan bahkan mengalami pengangguran.
Langkah Ketiga, Pendirian HANAPUS (Hunian Alamiah Pusaka). Di tempat inilah pemuda-pemudi desa nantinya akan diberikan bekal berupa pengetahuan, keterampilan dan pendampingan untuk mengembangkan suatu usaha. Program HANAPUS ini juga akan memberikan pemahaman terkait langkah-langkah dalam pemasaran hasil usaha mereka sehingga kelak para pemuda tersebut dapat memasarkan hasil olahan mereka sendiri. Tidak hanya diajarkan untuk menjadi seorang wirausahawan saja, HANAPUS ini juga akan memberikan pemahaman tentang etika yang baik dalam menjadi seorang wirausahawan yang sukses. Program ini juga akan memberikan bantuan penguatan alat atau sarana usaha sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para pemuda desa sebagai penunjang kegiatan wirausaha.
Langkah Keempat, Pembentukan Pengurus Inti dan Anggota.  Setelah berhasil mendirikan HANAPUS, maka tahap selanjutnya adalah pembentukan pengurus inti program Hunian Alamiah Pusaka yang bertugas untuk mengkoordinir dan mengatur, baik di bidang fungsional, operasional, sampai dengan pengelolaan pemuda-pemudi desa nantinya. Setelah itu, tahap berikutnya adalah pembentukan anggota HANAPUS yang nantinya berperan sebagai peserta dalam serangkaian program pemberdayaan HANAPUS. Pengelompokan kelompok pemuda-pemudi desa dilakukan sesuai hasil dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya. Hal  ini dimaksudkan agar nantinya pengembangan usaha dapat dilakukan secara kelompok sesuai dengan potensi dan apa yang dibutuhkan dari setiap pemuda desa tersebut. Pembentukan anggota ini penting untuk dilakukan agar sasaran program dapat lebih terarah dan fokus pada para anggotanya.
Langkah Kelima, Penentuan Program Kerja dan Penyusunan Matrikulasi Program. Penyusunan program yang dilakukan adalah meliputi penentuan tujuan, target, waktu, pembagian peran dan tanggung jawab, sumber pendanaan, program kerja yang akan dilaksanakan, serta sistem monitoring dan evaluasi yang dapat dipahami oleh setiap pemuda desa yang menjadi sasaran dari pogram HANAPUS ini. Program-program pemberdayaan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat transfer of knowledge serta peningkatan keterampilan berupa pelatihan. Aspek yang menjadi materi pemberdayaan ini adalah sebagai berikut.
a. Aspek Persiapan Usaha
Program ini berisi serangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam mempersiapkan sebuah usaha. Mulai dari penentuan visi dan misi bisnis, hingga perencanaan strategi yang efektif, selanjutnya adalah menyusun perencanaan dan langkah langkah strategis untuk membangun usaha yang efektif. Tanpa adanya perencanaan yang jelas, maka usaha yang akan dilakukan tidak akan dapat berjalan secara terarah sebab tidak ada target yang jelas.
b. Aspek Manajemen
Dalam program ini, para anggota HANAPUS akan diberdayakan melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan manajemen usaha, mulai dari manajemen keuangan dan pembiayaan, manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi, hingga manajemen pemasaran.
c. Aspek Pemasaran
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Melalui program ini, pemuda-pemudi desa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam memasarkan produknya. Para pemuda desa nantinya akan dilatih untuk meningkatkan bargaining position hasil usaha mereka yang dihasilkan dengan melakukan pengemasan yang menarik sehingga dapat meningkatkan nilai jual.
Langkah Keenam, Pelaksanaan dan Pendampingan. Pelaksanaan program tidak hanya berhenti setelah kegiatan selesai dijalankan, namun perlu adanya pendampingan secara berkelanjutan agar apa yang anggota peroleh tidak hilang begitu saja, melainkan benar-benar diaplikasikan. Pendampingan juga berguna apabila dalam pelaksanaan program terjadi kesalahan sehingga melalui pendampingan ini, kesalahan-kesalahan tersebut dapat diperbaiki serta dapat dijadikan pembelajaran untuk kedepannya. Pihak yang berperan sebagai pendamping dapat berasal dari pemerintah, kalangan civitas akademika perguruan tinggi, penyuluh, maupun pihak lain yang memiliki kepedulian terhadap perekonomian dan pengembangan desa.
Langkah Ketujuh, Evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk menilai dan mengukur seberapa jauh efektifitas program yang telah dilaksanakan, sehingga dapat dinilai seberapa besar potensi keberlanjutan proram tersebut. Evaluasi juga diperlukan untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan selama program dilaksanakan, sehingga apa yang menjadi kekurangan dapat diperbaiki untuk ke depannya. Manfaat dari evaluasi program dapat berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.
Pemberdayaan pemuda-pemudi desa tidak dapat dilakukan secara sendiri, akan tetapi perlu adanya kerja sama yang simultan dan lintas sektoral, pendekatan yang paling sesuai dengan kondisi tersebut adalah dengan cara pendekatan partisipatif yaitu suatu pendekatan yang melibatkan kerja sama antara masyarakat setempat dan para pemuda dalam bentuk pengelolaan secara bersama-sama dimana masyarakat berpartisipasi aktif baik dalam perencanaan sampai pada pelaksanaan, dengan cara ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Kementrian Koperasi dan UKM dapat membantu untuk memberikan pendampingan bagi calon wirausahawan muda untuk mengembangkan usahanya dan mendukung pembentukan UKM-UKM baru yang tumbuh di daerah pedesaan. Kalangan akademisi melalui civitas akademika di Perguruan Tinggi yang bergerak di bidang kewirausahaan dapat pula menjadi pendamping dalam pelaksanaan program HANAPUS serta menyediakan alternatif solusi berdasarkan keilmuannya ketika terjadi permasalahan dalam implementasi program ini. Dengan adanya keterpaduan dari berbagai stakeholder ini, akan sangat mendukung keberjalanan implementasi program HANAPUS (Hunian Alamiah Pusaka), sehingga tujuan yang ingin dicapai melalui program ini akan dapat teralisasi. Dan pada akhirnya, bonus demografi bukan lagi menjadi masalah karena dengan menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru, itulah saat dimana negara ini sedang melakukan investasi untuk masa depan yang lebih baik.





DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2012. Estimasi Parameter Demografi : Tren Fertilitas, Moralitas, dan Migrasi. Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta : Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2014. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskina  (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, September 2014. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. 2014. Tingkat Pengangguran Terbuka, Agustus 2014. https://www.bps.go.id/Brs/view/id/234 (Diakses pada 8 November 2017).
Republika. 2015. Jumlah Pengusaha Indonesia Hanya 1,65 Persen. http://www.republika.co.id (Diakses pada 8 November 2017).
Sairin, Sjafri. 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Comments

  1. Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours

    More than 160 000 men and women are losing weight with a easy and SECRET "water hack" to drop 1-2 lbs every night as they sleep.

    It's very simple and works on everybody.

    Here's how you can do it yourself:

    1) Grab a drinking glass and fill it with water half glass

    2) And now follow this awesome HACK

    and be 1-2 lbs lighter the next day!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Contoh Essay - Pengelolaan Sampah

Contoh Essay - Pelestarian Alam dan Lingkungan Secara Berkelanjutan

Contoh Essay - Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah