Contoh Essay - Wirausaha Desa


Implementasi GARASA (Gardu Wirausaha Desa) Melalui Pelatihan Wirausaha Mini Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Upaya Mewujudkan Wirausahawan Berdaya Saing Global
Mas Dana

Implementasi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 akan menciptakan aktivitas ekonomi dengan mobilitas yang sangat tinggi dan dapat membuka peluang-peluang bisnis serta lapangan kerja, namun juga sekaligus menjadi tantangan yang sangat besar bagi negara-negara di ASEAN, termasuk Indonesia. Blueprint AEC 2015 memiliki 4 pilar utama, yaitu : (1) ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional, (2) ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, (3) ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata, dan (4) ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global.
Bertolak dari blueprint di atas, pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan daya saing di bidang industri antara lain dengan menguatkan struktur industri dan meningkatkan iklim industri. Pemerintah telah mengupayakan pemberian program pelatihan berbasis kompetensi sebagai upaya untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia untuk menghadapi persaingan dengan SDM dari negara lain. Namun, sebagian besar program tersebut dinilai kurang kurang tepat sasaran sehingga kurang efektif dan efisien. Padahal, momentum AEC 2015 dapat digunakan sebagai peluang dan upaya untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
Sampai saat ini, berdasarkan survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga internasional menunjukkan bahwa posisi daya saing Indonesia masih berada di bawah negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Global Competitiveness Index yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF) 2015-2016 posisi Indonesia masih berada pada posisi ke-37 dari 138 negara, namun untuk periode 2016-2017 turun pada urutan ke-41. Posisi Indonesia ini berada di bawah negara-negara serumpun seperti Singapura (2), Malaysia (18), dan Thailand (32).
Menurut Tambunan (2011), ada tiga faktor yang dapat menentukan indeks daya saing sebuah negara yakni faktor pendorong ekonomi, faktor pendorong efisiensi, dan faktor pendorong inovasi. Faktor-faktor ini dianggap sebagai motor utama penggerak proses pertumbuhan ekonomi. Secara empiris, faktor-faktor ini sudah terbukti berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, kewirausahaan juga merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi daya saing dan pertumbuhan suatu negara serta sumber signifikan dari mobilitas sosial. Peran wirausahawan dalam menciptakan nilai dengan memperkenalkan inovasi, membawa perubahan dalam pasar, meningkatkan persaingan, dan menciptakan persaingan telah menunjukkan bahwa kewirausahaan berkontribusi terhadap kinerja ekonomi.
Di Indonesia, upaya meningkatkan jumlah entrepreneur terus dilakukan. Menurut Sugiarto (2013), peningkatan rasio jumlah wirausaha terhadap jumlah penduduk Indonesia sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing untuk berkompetisi dengan negara lain. Proporsi wirausaha Indonesia baru sekitar 0,24 % dari populasi penduduk dan disadari masih sangat kurang untuk mendukung akslerasi pembangunan ekonomi. Padahal untuk membangun ekonomi bangsa yang maju, menurut sosiolog David Mc Cleiland dibutuhkan minimal 2% atau 4,8 juta wirausaha dari total populasi penduduk Indonesia (Investor Daily, 2011).
Global Entrepreneurship and Development Index (GEDI) Tahun 2013 memposisikan Indonesia berada pada peringkat 76 dari 118 negara. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, peringkat tersebut masih jauh berada di bawah Singapura (13) serta masih di bawah Malaysia (57), Brunei Darussalam (58), dan Thailand (65). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih belum optimal dalam membangun kewirausahaannya. Oleh karena itu, upaya-upaya pemberdayaan berbasis pelatihan harus senantiasa digalakkan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan masyarakat Indonesia sehingga dapat meningkatkan daya saing untuk berkompetisi dengan negara lain.
Upaya mewujudkan wirausahawan yang berdaya saing global mutlak diperlukan dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Berbagai program telah diupayakan oleh pemerintah untuk meningkatkan daya saing wirausahawan agar dapat berkompetisi dengan negara lain, diantaranya memperluas gerakan entrepreneurship ke seluruh Indonesia sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah entrepreneur di Indonesia. Kemudian menerapkan kurikulum entrepreneurship mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, serta upaya-upaya pembentukan program lainnya. Namun, sebagian besar program tersebut dinilai kurang tepat sasaran sehingga kurang efektif dan efisien.
Mengingat posisi daya saing wirausaha Indonesia yang masih jauh berada di bawah negara-negara lain, maka diperlukan sebuah upaya dan kerja keras untuk meningkatkan posisi ini. Inovasi dalam pengembangan wirausaha menjadi hal yang sangat penting, mengingat keberadaan entrepreneur dalam sebuah negara memiliki peranan yang sangat besar bagi kemajuan pembangunan.  Mereka adalah “motor penggerak” dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah melalui penyelenggaraan program GARASA (Gardu Wirausaha Desa).
Sementara itu, kekayaan bangsa Indonesia akan kearifan lokal (tradisional) sudah ada dari nenek moyang masyarakat Indonesia terdahulu. Hanya implementasinya sudah semakin terdegradasi oleh perubahan zaman dan pengaruh budaya asing. Seharusnya kearifan lokal ini tidak hanya dipandang sebagai sebuah mozaik yang indah, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai kekuatan untuk menyelenggarakan pembangunan yang selaras dan harmoni dengan alam. Kearifan tersebut sarat dengan nilai-nilai yang menjadi pegangan, penuntun, petunjuk atau pedoman hidup untuk bertingkah dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kearifan lokal di setiap daerah merupakan sebuah stimulus untuk memperkenalkan sekaligus menerapkan GARASA agar dapat diterima oleh masyarakat.
GARASA merupakan sebuah inovasi program yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa untuk menjadi masyarakat yang lebih produktif dan mandiri melalui pengembangan wirausaha. Nantinya akan dibangun sebuah rumah atau hunian sesuai dengan ciri khas masyarakat pedesaan, hal ini dimaksudkan sebagai wadah untuk pelatihan dan pengembangan usaha agar kelak menjadi wirausahawan yang selalu gigih dalam berwirausaha. Melalui GARASA masyarakat akan diberdayakan melalui berbagai program yang memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan diri agar menjadi wirausahawan yang berkompeten. Harapannya dapat melahirkan wirausaha-wirausaha yang unggul dan memiliki etos berwirausaha yang tinggi sehingga akan meningkatkan daya saing wirausahawan Indonesia agar dapat bersaing dengan negara lainnya.
GARASA ini nantinya akan diterapkan di daerah pedesaan. Tujuan yang ingin dicapai dari GARASA ini adalah untuk membantu memecahkan masalah rendahnya minat masyarakat Indonesia khususnya di daerah pedesaan untuk berwirausaha, serta membantu mewujudkan wirausahawan yang berdaya saing global yang dikemas dalam sebuah metode pelatihan wirausaha mini yang unik dan menarik berdasarkan kearifan lokal yang terdapat di masing-masing daerah. Hal ini dilakukan dengan harapan agar masyarakat termotivasi untuk mengikuti kegiatan GARASA, sehingga proses transformasi pengembangan dan peningkatan daya saing dalam berwirausaha dapat tersalurkan dengan baik dan animo masyarakat untuk berwirausaha menjadi meningkat. 
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan terjadi ketika suatu bangsa mampu menjadikan masyarakatnya melakukan inovasi dalam berbagai bidang. Pertumbuhan ekonomi akan bertahan lama ketika para wirausahawan bebas dan cepat bertumbuh serta menciptakan perusahaan baru yang produktif. Ketertinggalan Indonesia dalam hal inovasi kewirausahaan yang masih jauh di bawah negara-negara lain merupakan suatu tantangan tersendiri untuk menghadapi tajamnya persaingan global pada masa mendatang. Dengan membangun GARASA (Gardu Wirausaha Desa), kewirausahaan Indonesia diharapkan akan terus meningkatkan inovasinya untuk menaikkan daya saing dalam percaturan ekonomi global.
Dalam penerapan program GARASA ini diperlukan pihak-pihak yang diharapkan dapat membantu mengimplementasikan gagasan yang diajukan oleh penulis. Pihak tersebut dapat berasal dari pemerintah, kalangan civitas akademika perguruan tinggi, maupun pihak lain yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan perekonomian nasional melalui pengembangan wirausaha. Dengan adanya keterpaduan dari berbagai stakeholder, akan sangat mendukung keberjalanan implementasi inovasi GARASA, sehingga tujuan yang ingin dicapai melalui program ini akan dapat teralisasi. Penulis berharap pemerintah memfasilitasi program GARASA (Gardu Wirausaha Desa) untuk diterapkan di Indonesia, sehingga masalah yang berkaitan dengan minat dan daya saing dalam  berwirausaha akan dapat teratasi.






DAFTAR PUSTAKA
GEDI (Global Entrepreneurship and Development Index). 2013. http://thegedi.org/global-entrepreneurship-and-development-index/
              (Diakses pada 28 November 2017).
Rianse, Usman. 2013. Peran Pemerintah dan Perguruan Tinggi Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya Lokal : Makalah Seminar Nasional.
Tambunan, Tulus T.H. 2011. “Daya Saing Global Indonesia : World Economic Forum 2011”, Center for Industry, SME and Business, in : Advancing Indonesia’s Civil Society in Trade and Investment Climate (ACTIVE) Programme, KADIN Indonesia.
Sugiarto, Eddy Cahyono. 2013. Gerakan Kewirausahaan Nasional Untuk Menyebar Virus Wirausaha. http://setkab.go.id/artikel-7434-gerakan-kewirausahaan-nasional-untuk-menyebar-virus-wirausaha.html
              (Diakses pada 28 November 2017).
 World Economic Forum (WEF). 2013. The Global Competitiveness Report 2013-2014, Full Data Edition. Insight Report by Klaus Schwab (Editor), Geneva.











Comments

Popular posts from this blog

Contoh Essay - Pengelolaan Sampah

Contoh Essay - Pelestarian Alam dan Lingkungan Secara Berkelanjutan

Contoh Essay - Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah