Contoh Essay - Pengembangan Desa Wisata Pertanian
Implementasi Eat Pepper (Edu Agro Tourism of Pepper) Sebagai
Pengembangan Desa Wisata Pertanian Merica Panjat Berbasis Ekonomi Kreatif di
Kawasan Danau Towuti Sulawesi Selatan
Mas
Dana
Danau
Towuti adalah salah satu danau yang terdapat di Kecamatan Towuti, Kabupaten
Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Danau ini memiliki tiga pulau menawan di
tengah danau yang luas yaitu Pulau Loeha, Pulau Bolong, dan Pulau Kembar. Kawasan
Danau Towuti meupakan bagian dari Taman Wisata Alam Danau Towuti yang dikelola
oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan, di bawah
Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Kawasan Danau Towuti juga merupakan
daerah wisata saat berlibur dan salah satu yang populer di Sulawesi Selatan.
Danau ini menawan karena air tawar di dalamnya masih sangat jernih, lalu dengan
menggunakan perahu ketinting pengunjung dapat menikmati pinggiran danau dengan
berbagai macam vegetasi yang menarik.
Masyarakat
Kawasan Danau Towuti sebagian besar bekerja sebagai petani merica panjat karena
potensinya yang sangat menjanjikan. Selain itu, mata pencaharian masyarakat
adalah sebagai nelayan, pedagang, PNS, dan beberapa diantaranya bergerak di
bidang jasa. Dengan budidaya merica panjat masyarakat telah mengoptimalkan
potensi sumber daya alam yang ada dan dengan bercocok tanam tersebut masyarakat
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, di sisi lain terdapat permasalahan
yang dihadapi oleh masyarakat di Kawasan Danau Towuti. Permasalahan utamanya
adalah rendahnya
kompetensi dan daya saing sumber daya manusia di Kawasan Danau Towuti dalam
mengelola sumber daya alam yang dimiliki. Permasalahan tersebut pada akhirnya
menyebabkan terjadinya permasalahan yang lebih besar yang berkaitan dengan
pembangunan pada Kawasan Danau Towuti.
Peningkatan
kesejahteraan masyarakat di Kawasan Danau Towuti perlu dilakukan dalam rangka mengentaskan
kemiskinan dan menguatkan perekonomian di daerah tersebut. Berbagai program
telah diupayakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
kawasan tersebut, salah satunya melalui program Wajib Tanam Lada dan dukungan
PT VALE Tbk melalui program Community
Development. Program tersebut awalnya berjalan dengan baik dan perlahan
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Akan tetapi, program tersebut
dinilai kurang memiliki aspek keberlanjutan dalam jangka panjang bagi
masyarakat di Kawasan Danau Towuti, sehingga ini menjadi sebuah tantangan
bagaimana menemukan sebuah inovasi pemberdayaan masyarakat agar tercipta
keseimbangan dari aspek ekonomi, sosial, dan ekologi berdasarkan potensi lokal
yang ada namun dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu, perlu dilakukan
upaya pengembangan kegiatan agrobisnis dan agroindustri khususnya untuk
komoditas unggulan yakni merica panjat, sehingga dapat menjaga dan
mempertahankan keanekaragaman hayati yang terdapat di Kawasan Danau Towuti.
Melihat permasalahan
tersebut, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah
melalui implementasi Eat Pepper (Edu Agro
Tourism of Pepper) sebagai pengembangan desa wisata pertanian merica panjat
berbasis ekonomi kreatif di Kawasan Danau Towuti. Eat Pepper merupakan sebuah
program pengembangan potensi lokal di Kawasan Danau Towuti melalui pembentukan
sekaligus pengembangan desa wisata pertanian berbasis ekonomi kreatif dengan
merica panjat sebagai potensi lokal yang unggul. Tujuan Eat Pepper adalah untuk
mewujudkan
kemandirian ekonomi masyarakat di Kawasan Danau Towuti sekaligus
melestarikan potensi pertanian lokal yang unggul yakni dengan budidaya merica
panjat serta turut membantu merealisasikan salah satu program pemerintah yang
mengatakan bahwa ekonomi kreatif akan menjadi tulang punggung perekonomian
Indonesia.
Adapun langkah-langkah
untuk mengimplementasikan Eat Pepper (Edu
Agro Tourism of Pepper) sebagai pengembangan desa wisata pertanian merica
panjat berbasis ekonomi kreatif di Kawasan Danau Towuti Sulawesi Selatan adalah
sebagai berikut.
Langkah Pertama,
Analisis Situasi, Kondisi, dan
Perkembangan Daerah. Dalam hal ini, kegiatan yang akan dilaksanakan berupa
identifikasi potensi dan permasalahan yang ada pada daerah sasaran. Dengan
mengetahui potensi serta permasalahan yang ada, maka dapat menganalisis apa
yang dibutuhkan masyarakat sehingga dapat dirumuskan berbagai alternatif
solusi, dalam hal ini berkaitan dengan usaha pengembangan desa wisata pertanian
merica panjat berbasis ekonomi kreatif di Kawasan Danau Towuti.
Langkah Kedua, Sosialisasi. Sosialisasi ini bertujuan untuk
memberikan informasi terkait pentingnya pengembangan desa wisata pertanian
merica panjat berbasis ekonomi kreatif, tujuan program pemberdayaan
dilaksanakan, arahan tentang bagaimana program ini dapat memberikan dampak
besar terhadap perekonomian masyarakat di Kawasan Danau Towuti, serta poin-poin
dalam perencanaan program lainnya. Sosialisasi dapat dilakukan dalam pertemuan
rutin dengan masyarakat.
Langkah Ketiga,
Pembentukan Pengurus Inti dan Anggota
Program. Setelah melakukan
sosialisasi mengenai upaya pengembangan desa wisata pertanian merica panjat
berbasis ekonomi kreatif, maka tahap selanjutnya adalah pembentukan pengurus
inti yang bertugas mengkoordinir dan mengatur, baik di bidang fungsional,
operasional, sampai dengan pengelolaan anggota. Selanjutnya adalah pembentukan
anggota yang berperan dalam upaya pengembangan desa wisata tersebut.
Pembentukan anggota ini penting untuk dilakukan agar sasaran program dapat
lebih terarah dan fokus pada para anggotanya.
Langkah Keempat, Penyusunan Program Kerja dan
Matrikulasi Program. Setelah terbentuk pengurus inti dan
anggota dalam upaya implementasi Eat Pepper, maka selanjutnya adalah menyusun
program kerja dan matrikulasi dari program kerja tersebut. Program kerja yang
akan dilaksanakan berupa kegiatan-kegiatan pengembangan diri yang bersifat transfer
of knowledge serta peningkatan
keterampilan berupa pelatihan di berbagai aspek yang diperlukan dalam membangun
sebuah desa wisata.
Langkah Keempat, Pelaksanaan dan Pendampingan. Apabila
matrikulasi program telah tersusun secara terstruktur, maka selanjutnya adalah
melaksanakan program yang telah direncanakan. Pelaksanaan program tidak
berhenti setelah program selesai dijalankan, namun perlu adanya pendampingan
secaraberkelanjutan agar apa yang anggota peroleh tidak hilang begitu saja
melainkan benar-benar diaplikasikan. Adapun konsep pengembangan desa wisata
merica panjat berbasis ekonomi kreatif ini dibagi ke dalam beberapa zona sebagai
berikut.
a. Zona
Satu
Zona
ini adalah pintu gerbang kawasan desa wisata merica panjat. Di depan pintu
gerbang tersebut akan ada baliho besar yang berisi peta kegiatan selama masuk
ke dalam desa wisata tersebut. Di depan pintu gerbang juga akan ada
gambar-gambar yang mewakili isi keseluruhan yang ada dalam desa wisata
tersebut.
b. Zona
Dua
Zona
ini adalah tempat budidaya merica panjat. Mulai dari awal penanaman hingga yang
sudah dapat dipanen. Di tempat ini juga akan diperkenalkan bagaimana cara
memulai usaha budidaya merica panjat yang baik dan benar, cara merawat tanaman
hingga memperoleh hasil panen yang maksimal, cara membasmi penyakit pada
tanaman, dan segala yang berkaitan dengan tehnik budidaya pada merica panjat.
Pada zona ini letaknya adalah di lahan pertanian atau kebun terbuka.
c. Zona
Tiga
Zona
ini juga masih terkait budidaya merica panjat. Namun pada zona ini tidak berada
di lahan terbuka, melainkan di dalam ruangan atau green house. Pada zona ini akan diperlihatkan berbagai macam tehnik
dalam budidaya merica panjat, mulai dari hidroponik, vertikultur, aquaponik,
aeroponik, dan kultur jaringan. Sebelumnya, anggota akan mendapat pelatihan dan
bekal terkait tehnik budidaya tersebut.
d. Zona
Empat
Pada
zona ini akan diajarkan bagaimana cara memanen merica panjat yang baik dan
benar serta memilah kondisi merica yang baik untuk dijual atau diolah. Pada
zona ini juga akan ada proses pengolahan merica panjat menjadi produk yang
layak dijual. Jadi ketika telah dipanen, merica tidak akan langsung dijual
kepada pengepul melainkan akan diolah menjadi sebuah produk yang dapat
dikonsumsi oleh masyarakat, misalnya produk merica bubuk dalam kemasan.
e. Zona
Lima
Zona
enam adalah pembuatan spot-spot foto berlatar belakang pemandangan asri Kawasan
Danau Towuti dan gazebo untuk beristirahat. Gazebo tersebut nantinya akan
diberikan mini books yang dapat
dibaca oleh setiap pengunjung terkait budidaya, pengolahan, dan pemasaran hasil
merica panjat.
f. Zona
Enam
Pada
zona ini akan mengajak pengunjung untuk mengelilingi Danau Towuti menggunakan
perahu ketinting, sehingga beban dan rasa lelah setelah berjalan cukup panjang
dapat tergantikan oleh sensasi mengelilingi Danau Towuti.
g. Zona
Tujuh
Gerai
atau pusat pembelian oleh-oleh khas Kawasan Danau Towuti, terutama yang berasal
dari hasil olahan merica panjat yang terdapat di dalam desa wisata tersebut.
Pada zona ini juga anggota akan diberikan pengetahuan terkait penjualan dan
pemasaran hasil produk merica panjat secara efektif dan efisien.
Langkah Kelima, Evaluasi. Setelah program dilaksanakan, maka
langkah selanjutnya adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk menilai dan
mengukur seberapa jauh efektifitas program yang telah dilaksanakan, sehingga
dapat dinilai seberapa besar potensi keberlanjutan proram tersebut. Manfaat
dari evaluasi program dapat berupa penghentian program, merevisi program,
melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.
Untuk mendukung implementasi EAT PEPPER (Edu Agro Tourism of Pepper) ini
diperlukkan adanya kerja sama antara berbagai pihak atau stakeholder agar
program ini dapat terlaksana dengan baik. Dengan adanya keterpaduan dari
berbagai stakeholder ini, akan sangat mendukung keberjalanan
implementasi program Eat Pepper, sehingga tujuan yang ingin dicapai melalui
program ini akan dapat teralisasi. Melalui program Eat Pepper akan mengembangkan
ekonomi kreatif di Indonesia, sehingga dapat berkontribusi dalam mengurangi
pengangguran melalui penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Melalui Eat
Pepper ini juga diharapkan dapat mengoptimalisasikan potensi unggul komoditas
merica panjat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kawasan
Danau Towuti.
DAFTAR
PUSTAKA
Rustiono,
Dedy., Trimurti., dan Suparwi. 2014. Model Desa Wisata Pendidikan Pertanian
Berbasis Kewirausahaan Sosial dan Kemitraan (Studi Pengembangan Pariwisata di
Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah). Jurnal
Agronomika. Vol. 9 (2) februari-juli 2014.
Warsa,
Andri dan Husna. 2006. Biolimnologi Danau
Towuti Sulawesi Selatan dalam Seminar Nasional Limnologi. Widya Graha LIPI
Jakarta, 5 September 2006.
Comments
Post a Comment